JH THE NEXT RISNANDAR ?

Dua partai awal yang dilakoni Persib di Liga Super Indonesia ke-2, gagal dilewati dengan mulus oleh para punggawa Maung Bandung. Sebagai bobotoh, saya masih bisa menerima hasil yang mengecewakan tersebut, terlebih pertandingan berlangsung dimana Persib menjadi tim tamu.

Libur panjang dimiliki Persib setelah menjalani dua laga tersebut. Beberapa ujicoba pun dijalankan para anak asuh Jaya Hartono sebagai pemantapan tim sebelum kembali melanjutkan perjuangannya di kontes Superliga Indonesia. Dua pemain timnas Thailand pun baru-baru ini berhasil direkrut Persib, yakni kiper Sintaweechai ‘Kosin’ Hathairattanakool dan Suchao Nutnum.

Tanpa beberapa pilar utamanya yang harus bergabung dengan timnas Indonesia maupun yang cedera, Persib Senior bertanding melawan adik kandungnya sendiri yakni Persib U-21. Meskipun berhasil menang dengan skor 4-0 Gonzales dkk menampilkan permainan yang jauh dibawah performa sebuah tim Superliga. Adik mereka malah memperlihatkan permainan yang lebih dominan.

Bukan saya mau memuji dua pemain kita asal Thailand, namun memang hanya mereka yang menunjukkan permainan terbaiknya dalam laga ujicoba tersebut. Lini pertahanan dan lini depan menjadi sorotan utama. Pertahanan yang dikawal Rene Martinez terlihat mudah dilewati oleh Maung Muda. Budi Sudarsono yang berada di depan belum mampu menunjukkan penampilannya sebagai kualitas pemain bintang. Formasi 3-4-3 yang Jaya Hartono coba terapkan pun bisa dibilang gagal.

Kemarin, 10 November 2009, pasukan Jaya melawat ke kandang Persikabo untuk melakoni ujicoba selanjutnya dan tim asal kota hujan tersebut berhasil menaklukkan Persib dengan skor tipis 0-1. Sebagai bobotoh, tentunya kita bertanya-tanya apa yang sebenarnya dilakukan oleh Jaya Hartono sebagai pelatih selama ini, samapi melawan klub divisi utama, mereka bisa kalah.

Kesalahan memilih pemain juga dilakukan oleh pelatih berkumis itu. Rene Martinez yang ia rekomendasikan ternyata gagal menjaga lini paling vital dalam sebuha sepakbola dengan baik. Kalau boleh saya bilang, dia tidak lebih baik dari seorang Nyeck Nyobe.

Sekarang yang muncul di benak para bobotoh adalah tanggung jawab seorang Jaya Hartono,agar tim kebanggan mereka bisa kembali tampil sempurna. Jawabannya ada dalam partai perdana kandang Persib melawan Pelita Jaya. Apabila Pangeran Biru kembali gagal meraih poin penuh, apakah yang akan terjadi pada seorang JH?

JAYA HARTONO WILL BE THE NEXT RISNANDAR ?

Anggi Kurniawati
www.deugigie.blogspot.com


"Selamatkan Persib Aing"

Tidak lagi dikucurkannya dana APBD untuk para klub sepakbola yang mengikuti Liga Indonesia khususnya Superliga Indonesia (SI), cukup membuat tim peserta kocar-kacir dibuatnya. Persib Bandung, salah satunya. Ya memang klub kebanggaan kita ini, kini harus mandiri dalam hal pembiayaan keikutsertaannya pada kompetisi tersebut. Baik biaya pembelian pemain, gaji pemain, pertandingan kandang (sewa stadion), laga tandang (transportasi, penginapan) dan masih banyak lagi.

Bukan hal yang mudah bagi sebuah klub yang setiap tahunnya biasa dimanjakan dengan asupan dana dari Pemerintah setempat. Sang Pangeran Biru pun mulai bergerak untuk menjadi “anak yang mandiri” dengan menjadikan Persib berbadan hukum dan lahirlah PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) pada akhir tahun 2008 dan H Iwan Dermawan Hanafi Ssos MM MH terpilih sebagai Presiden Komisaris PT PBB saat itu.

Namun, kita sendiri tentu dapat melihat bagaimana kinerja para punggawa PT PBB. Mereka yang terpilih seperti tidak mampu membawa Maung Bandung pada perubahan yang berarti. Kesulitan dana terus menjadi masalah di kubu Persib. Hingga puncaknya, saat beberapa klub peserta Superliga Indonesia gencar mencari pemain baru untuk kompetisi SI ke-2, Persib malah dirundung kebingungan, apakah akan mengikuti SI atau tidak. Ya, lagi dan lagi kesulitan biaya menjadi faktor utama hal tersebut.

Kita, sebagai para bobotoh merasakan kesedihan, kekhawatiran dan kekecewaan apabila tim yang kita banggakan sampai gagal ikut serta dalam kompetisi tertinggi sepakbola di Indonesia. Segala upaya pun dilakukan para manajemen Persib maupun pengurus PT PBB. Bobotoh akhirnya dapat bersorak gembira saat Persib menyatakan akan ikut meramaikan persaingan Superliga Indonesia ke-2.

Muncullah sosok H. Umuh Muhtar yang mana pada musim lalu dipercaya menjadi Asisten Manajer Persib kini menduduki posisi Direktur Utama PT PBB sekaligus sebagai Manajer Persib. Meskipun terpilihnya H. Umuh Muhtar tidak serta-merta membuat Persib dan para bobotoh dapat terus bernafas lega, namun setidaknya ada secercah harapan terpancar untuk Maung Bandung.

Sponsor berdatangan mendekati Persib. Tetapi itu semua belum cukup membuat segala kebutuhan biaya Pangeran Biru terpenuhi. Sehingga kami para bobotoh khususnya Viking Persib Club melahirkan sebuah gagasan untuk turut meringankan masalah finansial yang dialami Persib.

“Selamatkan Persib Aing” , menjadi nama program yang diluncurkan Viking. Hanya dengan minimal uang sebesar Rp.25000,-, kita para bobotoh dan khususnya anggota Viking sedikitnya sudah dapat membantu tim kesayangan kita semua, Persib Bandung. Dari jumlah uang tersebut, Rp.15000,- akan langsung disumbangkan untuk Persib dan sisanya sebesar Rp.10000,- digunakan untuk Sertifikat (sebagai bukti telah bahwa kita telah menyumbang untuk Persib), pembuatan Kartu Anggota Viking bagi anggota lama maupun baru Viking Persib Club dan satu buah sticker.

Selain mempunyai tujuan utama untuk kebaikan Persib, program ini juga bermaksud membuat Viking menjadi organisasi supporter yang lebih terorganisir ke depannya dan apa yang dilakukan oleh Viking dapat menjadi contoh bagi supporter lainnya.

Ide cemerlang tersebut tentunya bukan hal yang berat ataupun sulit untuk kita lakukan apalagi kita sangat mencintai Pangeran Biru. Demi Persib Bandung apapun pasti rela kita lakukan. Loyalitas dan totalitas kita kepada Persib akan tambah terasa apabila kita turut serta dalam program "Selamatkan Persib Aing". Rasa memiliki Maung Bandung akan semakin kuat, kita bisa dengan bangga meneriakkan kata Persib Nu Aing.

Mari kita semua "Selamatkan Persib Aing".

Total, loyal, militan.
Jabat erat dari kami,
Viking Cybertroops Management
www.vikingpersib.net

by: anggi/deugigie

Dimana profesionalisme wasit Indonesia??

Sampai saat ini, wasit dalam persepakbolaan kita masih menjadi sorotan utama khususnya di mata para supporter. Hal ini menduduki ratting pertama dalam berita persepakbolaan Indonesia. Mungkin bila di dunia selebritis masalah ini bagaikan berita kawin-cerai yang marak dalam kalangan selebritis.   
    Sayangnya yang menjadi sorotan bukanlah sikap baik kepemimpinan wasit tetapi buruknya kepemimpinan wasit, ketidaktegasan yang sering diperlihatkan oleh wasit saat memimpin pertandingan.
    Salah satu contoh yang jelas terlihat, saya masih ingat pada Piala Jusuf 2007 yang digelar di Makassar. Saat pertandingan antara PSM Vs Persib yang dipimpin oleh wasit Raden Mas Agus, disini menurut saya ia sangat merusak jalannya pertandingan.Ketidaktegasan wasit malah menguntungkan pihak tuan rumah yaitu PSM (maaf disini saya bukan membela persib, walaupun saya bobotoh) tapi memang kenyataan dilapangan seperti itu. Saya juga benar-benar baru menyaksikan wasit mengeluarkan kartu merah (pada pemain PSM) tetapi kartu merah tersebut dianulir karena pemain yang mendapatkannya melayangkan protes.

      Kini bergulirnya Liga Super Indonesia, yang seharusnya sistem kompetisi nya harus berjalan lebih baik, begitu pun perangkat di dalamnya , termasuk wasit. Tapi kenyataan di lapangan, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi.
    Tidak hanya persib yang merugi dari hal tersebut, banyak tim lain yang bernasib sama.Apakah wasit kita tidak mau berkaca atau belajar dari kesalahan untuk menjadi lebih baik?. Saya sampai bertanya seperti itu karena wasit kita selalu mengulangi kesalahan yang telah dilakukan bukan memperbaikinya.
    Mungkin anda para pembaca sudah mengetahui, bahwa dari sekian banyak wasit di Indonesia hanya ada dua yang memenuhi kriteria/terdaftar dalam FIFA, yaitu wasit Jimmy Napitupulu dan Purwanto. Sepertinya perwasitan di Indonesia sudah cukup puas dengan dua wasit tersebut.
    Disini PSSI/BLI juga harus tegas dan berani mengeluarkan sanksi terhadap wasit yang melanggar peraturan.Sebenarnya kepemimpinan wasit yang buruk juga memberikan dampak negatif terhadap wasit itu sendiri, contohnya saja wasit akan dicemooh oleh para supporter yang tentunya akan menjadi beban mental untuk wasit tersebut. Kita hanya bisa berharap agar seluruh wasit Indonesia bisa menunjukkan sikap profesionalnya dalam memimpin setiap laga pertandingan.

Berita Singkat Sepakbola Nasional 1 April 2009


Badan Timnas Indonesia (BTN) memberikan dispensasi bagi trio Persipura (Boaz Salosa, Imanuel Wanggai dan Ian Louis Kabes) yakni berupa keterlambatan untuk bergabung dengan Timnas Sea Games 2009 Laos. Tiga pilar tersebut hingga kini masih dibutuhkan tim nya untuk mengisi skuad dalam Liga Super.

Lanjutan laga LSI hari ini Rabu(1/4), akan diramaikan dengan pertandingan antara Persiwa Wamena Vs PSIS Semarang. Persiwa yang kali ini bertindak sebagai tuan rumah, sangat diuntungkan dengan kondisi para anak-anak Semarang yang sedang jeblok.

Berita-Berita Singkat Sepakbola Nasional

Dua tim ibukota didera kerugian akibat kesalahan dalam merekrut pemain. Fabio Lopes yang dipinang oleh Persija dan Esaiah Pello Benson yang digaet Persitara, sampai saat ini masih belum bisa menunjukkan performa terbaiknya dalam setiap pertandingan yang mereka lakoni .

Ketidak jelasan akan jadwal Liga Super akhirnya di tanggapi oleh BLI, mereka berjanji akan kembali menyusun jadwal kompetisi tersebut pada pekan ini.

Para punggawa Persib Bandung harus kembali memeras keringat nya dalam latihan rutin, setelah diliburkan selama seminggu. Dijadwalkan para pemain harus kembali berkumpul pada hari Selasa (24/3) besok.

Keterlambatan dalam menerima gaji kini dialami oleh para awak Persita Tangerang. Dikabarkan penunggakan tersebut telah berlangsung selama 3 bulan sejak Desember 2008 – Februari 2009.

Tewasnya pemain PKT Bontang Jumadi Abdi setelah terkena tendangan keras pemain Persela Lamongan Denny Tarkas bukan termasuk tindakan kriminal. Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Komdis PSSI Hinca IP Panjaitan.

**berita ini disadur dari : -goal.com-, -klik-galamedia.com- dan -okezone.com

Konsistennya..PSSI dan BLI..

Mungkin, anda akan bertanya-tanya melihat judul dari tulisan ini, tentunya sebelum mengintip isinya. Perkiraan saya, anda akan kebingungan menanyakan dimana letak ke konsistensian 2 organisasi sepakbola Indonesia ini.

Konsistensi dimiliki oleh PSSI dan BLI dalam ketidak jelasan mengurus Liga Indonesia yang mereka berdua tangani dan kejadian ini selalu terulang tiap tahunnya. Cerita lama, bagi anda yang selalu mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia.

Masalah utama yang selalu membuat sakit kepala tim-tim yang berlaga di Liga Indonesia adalah jadwal yang selalu tidak tentu, selalu saja mengalami pengunduran. Baru-baru ini, hal serupa kembali terjadi, kini dengan alasan terselenggaranya PESTA RAKYAT (kampanye dan pemilu).

Jadwal kompetisi yang sedang berlangsung pun kini harus molor lagi dan entah kapan akan bergulir kembali. Ketidak mengertian saya dan mungkin juga ketidak mengertian anda semua yaitu PSSI dan BLI tentunya tahu bahwa tahun 2009 diadakan kampanye dan pemilu, tapi kenapa mereka masih menyusun jadwal yang jelas berbenturan dengan PESTA RAKYAT tersebut.

Ngawurnya jadwal kompetisi tentu memberikan dampak negatif bagi tim-tim yang bergelut di dalamnya. Contohnya adalah membengkaknya dana yang harus dikeluarkan oleh sebuah klub, kontrak pemain asing pada klub nya masing-masing yang diketahui hanya sampai bulan Mei 2009, karena saat itu diperkirakan Liga akan berakhir dalam waktu tersebut. Mengetahui kabar dari PSSI dan BLI, pemain asing mengancam akan meninggalkan tim yang di belanya di Indonesia jika belum keluar keputusan tentang kejelasan jadwal.

Pemain juga bakal mendaptkan dampak buruk dari masalah ini, biasanya setelah mengalami libur panjang kompetisi dan saat Liga kembali digelar pemain akan merasakan demam panggung di lapangan.

Yah, memang tidak akan ada habisnya membicarakan ke-konsistensian PSSI dan BLI dalam ketidak becusannya mengurus Liga yang bisa dibilang kompetisi terpanjang di dunia. Seperti hanya impian belaka mengharapkan dua organisasi tersbut bias bekerja secara baik dan sesuai yang kita semua harapkan. Tapi,, ya semoga..

-Anggi/deu gigie-





Kangen Dah Lama Gak nGebLOg..

halo,,halo,,blog ku,,dah lama gak ditengokin,,heuheuheuheu
banyak cerita baru loh buat kmu blog..sekarang semuanya udah jelas dan sangat jelas,,aku jadi tau jwaban sebenarnya,,makasih Ya Allah..
Aku jdi ga perlu cemas lg heuheuheu..

pokonya makasih bgt Ya Allah..

Rasisme dalam dunia Sepakbola

Rasisme dalam dunia Sepakbola

Rasisme!!!. Hanya satu kata, tetapi mengandung banyak sekali permasalahan. Apa makna dari kata tersebut?. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia rasisme diartikan sebagai paham atau golongan yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras ( SARA ), golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu. Tujuan tertentu itu jelas bermakna sangat merugikan bagi si korban. Sangat disayangkan itulah yang terjadi dalam dunia sepakbola Indonesia dan mancanegara. Mari kita telaah stu demi satu.

Dimulai dari persepakbolaan Indonesia, sikap rasisme bisa dipastikan terjadi di setiap pertandingan Liga Indonesia yang digelar. Awal dari Liga Indonesia 2007 saja dinodai dengan aksi rasisme yang diluncurkan terhadap pemain Persipura. Selain kejadian itu, tindakan rasisme kali ini menimpa mantan pemain Persib yang kini membela Arema malang yakni Alexander Pulalo yang mengalami dua kali perlakuan rasisme. Pada tanggal 25 Maret 2007 tepatnya hari Minggu di Stadion Gelora Delta, Pulalo mendapatkan perlakuan tidak berkenan dari pendukung Deltras dan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2007 dari para pendukung PSIM di Stadion Mnadala Krida Yogyakarta.

Setiap kali pemain yang berposisi di wing bek kiri itu menggiring bola, para pendukung Deltras dan PSIM selalu meneriaki Pulalo dengan tiruan suara seperti kera ( maaf ). Untungnya, insiden tersebut tidak lantas membuat Pulalo terpancing untuk melakukan tindakan balasan terhadap para supporter tersebut. Bisa dibayangkan, apabila Pulalo sampai terpancing dengan tindakan rasisme tersebut, hal ini mungkin akan berbuntut kerusuhan. sepertinya aksi-aksi seperti itu tidak disadari oleh para supporter Indonesia sebagai suatu tindakan rasisme.

Berangkat ke mancanegara, kasus terakhir aksi rasisme terjadi ketika skuad Les Blues Perancis berlaga ke Lithuania dalam Kualifikasi Euro 2008. spanduk berisi lukisan afrika yang tertuang dalam warna biru, putih, merah yang merupakan bendera Perancis dengan tulisan " Selamat datang ke Eropa ". Apabila diperhatikan dengan saksama, jelas sekali bahwa ini adalah suatu perilaku rasisme yang ditujukan untuk pemain nasional Perancis yang umumnya berkulit hitam.

Sungguh, tidak semestinya hal seperti ini terjadi. padahal FIFA sebagai Federasi Sepakbola Dunia melarang dengan tegas aksi rasisme dalam dunia sepakbola. Selain dari FIFA perhatian terhadap aksi rasisme juga dilontarkan ole Michel Platini yang bertindak sebagai Presiden UEFA. Beliau telah memperkenalkan program egaliterisme dalam dunia sepakbola. Dimana program ini berbicara bahwa masing-masing individu mempunyai hak yang sama. Yaitu setiap individu berhak menonton, menikmati atau sekedar berkiprah dalam dunia sepakbola, tetapi dengan syarat semua itu dilakukan tanpa adanya gangguan yang bersifat diskriminasi rasial atau perbedaan gender.

Di Indonesia sendiri PSSI dan BLI lewat Tim Komisi Disiplinnya harus bertindak tegas untuk urusan yang satu ini. Jangan pernah menganggap bahwa masalah rasisme adalah sesuatu yang sepele. rasisme tidak sama sekali mencerminkan budaya bangsa kita, apalagi negara kita mempunyai semboyan " Bhinneka Tunggal Ika " yang mempunyai makna " berbeda-beda tetap satu jua ". FIFA juga sudah memprogamkan penghapusan rasisme dalam persepakbolaan lewat slogannya " Let's Kick Racism Out of Football ".

Sekarang tinggal PSSI dan BLI harus benar-benar merealisasikan slogan FIFA tersebut untuk menyingkirkan masalah rasisme dalam dunia sepakbola negeri kita. Atau PSSI masih saja betah berkutat dengan masalah internal organisasi dan kesemrawutan Liga Indonesia?. Marilah kita sebagai supporter, ikut turun untuk mendukung anti rasisme dalam persepakbolaan negeri ini. Kita harus berpikir, bagaimana kalo aksi rasisme menimpa diri kita sendiri?. Dengan mempunyai pikiran seperti itu sudah menjadi awal tindakan kita sebagai supporter dalam memerangi rasisme, dan mudah-mudahan sikap rasisme benar-benar terhapus di persepakbolaan negeri kita bahkan di dunia. PSSI dan BLI juga pasti akan mulai memperhatikan masalah rasime dan tidak memandangnya sebelah mata.

Katakan, " kami para supporter 100% mendukung anti rasisme dalam dunia sepakbola
 
Copyright 2009 deu` Gigie All rights reserved.
Blogger Templates created by lukmannoer
Wordpress Theme by Lukmannoer