Rasisme dalam dunia Sepakbola
Rasisme!!!. Hanya satu kata, tetapi mengandung banyak sekali permasalahan. Apa makna dari kata tersebut?. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia rasisme diartikan sebagai paham atau golongan yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras ( SARA ), golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu. Tujuan tertentu itu jelas bermakna sangat merugikan bagi si korban. Sangat disayangkan itulah yang terjadi dalam dunia sepakbola Indonesia dan mancanegara. Mari kita telaah stu demi satu.
Dimulai dari persepakbolaan Indonesia, sikap rasisme bisa dipastikan terjadi di setiap pertandingan Liga Indonesia yang digelar. Awal dari Liga Indonesia 2007 saja dinodai dengan aksi rasisme yang diluncurkan terhadap pemain Persipura. Selain kejadian itu, tindakan rasisme kali ini menimpa mantan pemain Persib yang kini membela Arema malang yakni Alexander Pulalo yang mengalami dua kali perlakuan rasisme. Pada tanggal 25 Maret 2007 tepatnya hari Minggu di Stadion Gelora Delta, Pulalo mendapatkan perlakuan tidak berkenan dari pendukung Deltras dan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2007 dari para pendukung PSIM di Stadion Mnadala Krida Yogyakarta.
Setiap kali pemain yang berposisi di wing bek kiri itu menggiring bola, para pendukung Deltras dan PSIM selalu meneriaki Pulalo dengan tiruan suara seperti kera ( maaf ). Untungnya, insiden tersebut tidak lantas membuat Pulalo terpancing untuk melakukan tindakan balasan terhadap para supporter tersebut. Bisa dibayangkan, apabila Pulalo sampai terpancing dengan tindakan rasisme tersebut, hal ini mungkin akan berbuntut kerusuhan. sepertinya aksi-aksi seperti itu tidak disadari oleh para supporter Indonesia sebagai suatu tindakan rasisme.
Berangkat ke mancanegara, kasus terakhir aksi rasisme terjadi ketika skuad Les Blues Perancis berlaga ke Lithuania dalam Kualifikasi Euro 2008. spanduk berisi lukisan afrika yang tertuang dalam warna biru, putih, merah yang merupakan bendera Perancis dengan tulisan " Selamat datang ke Eropa ". Apabila diperhatikan dengan saksama, jelas sekali bahwa ini adalah suatu perilaku rasisme yang ditujukan untuk pemain nasional Perancis yang umumnya berkulit hitam.
Sungguh, tidak semestinya hal seperti ini terjadi. padahal FIFA sebagai Federasi Sepakbola Dunia melarang dengan tegas aksi rasisme dalam dunia sepakbola. Selain dari FIFA perhatian terhadap aksi rasisme juga dilontarkan ole Michel Platini yang bertindak sebagai Presiden UEFA. Beliau telah memperkenalkan program egaliterisme dalam dunia sepakbola. Dimana program ini berbicara bahwa masing-masing individu mempunyai hak yang sama. Yaitu setiap individu berhak menonton, menikmati atau sekedar berkiprah dalam dunia sepakbola, tetapi dengan syarat semua itu dilakukan tanpa adanya gangguan yang bersifat diskriminasi rasial atau perbedaan gender.
Di Indonesia sendiri PSSI dan BLI lewat Tim Komisi Disiplinnya harus bertindak tegas untuk urusan yang satu ini. Jangan pernah menganggap bahwa masalah rasisme adalah sesuatu yang sepele. rasisme tidak sama sekali mencerminkan budaya bangsa kita, apalagi negara kita mempunyai semboyan " Bhinneka Tunggal Ika " yang mempunyai makna " berbeda-beda tetap satu jua ". FIFA juga sudah memprogamkan penghapusan rasisme dalam persepakbolaan lewat slogannya " Let's Kick Racism Out of Football ".
Sekarang tinggal PSSI dan BLI harus benar-benar merealisasikan slogan FIFA tersebut untuk menyingkirkan masalah rasisme dalam dunia sepakbola negeri kita. Atau PSSI masih saja betah berkutat dengan masalah internal organisasi dan kesemrawutan Liga Indonesia?. Marilah kita sebagai supporter, ikut turun untuk mendukung anti rasisme dalam persepakbolaan negeri ini. Kita harus berpikir, bagaimana kalo aksi rasisme menimpa diri kita sendiri?. Dengan mempunyai pikiran seperti itu sudah menjadi awal tindakan kita sebagai supporter dalam memerangi rasisme, dan mudah-mudahan sikap rasisme benar-benar terhapus di persepakbolaan negeri kita bahkan di dunia. PSSI dan BLI juga pasti akan mulai memperhatikan masalah rasime dan tidak memandangnya sebelah mata.
Katakan, " kami para supporter 100% mendukung anti rasisme dalam dunia sepakbola
0 komentar:
Posting Komentar